Tuesday, July 9, 2013

Ketika AKBP Yuli Cahyanti Terjebak Banjir di Gurun Pasir Sudan

Ketika AKBP Yuli Cahyanti Terjebak Banjir di Gurun Pasir Sudan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengalaman yang tidak pernah terlupakan bagi AKBP Yuli Cahyanti saat menjalankan misi di Sudan adalah ketika dia terjebak banjir di tengah gurun pasir.

Peristiwa berawal saat Yuli bersama rombongan mendatangi pos pengamanan tidak jauh dari markas Unamid tempat pasukan berkumpul. Saat itu rombongan kendaraan yang membawa advicer police dan Formed Police Units (FPU) berjalan dalam kondisi cuaca yang terang.

"Saat itu sedang patroli siang, cuaca tidak kelihatan akan hujan, tiba-tiba cuaca berubah jadi gelap dan hujan deras. Keadaan di tempat saya patroli saat itu langsung banjir sehingga kita tidak bisa kembali ke camp saya," ungkap Yuli.

Sialnya pada saat itu, Yuli tidak membawa sedikit pun perbekalan makanan, dia hanya membawa satu botol air mineral. Ia berfikir saat itu, tempatnya patroli tidak jauh dari camp utama hanya 20 menit perjalanan.

Karena tidak bisa kembali akibat jalan yang dilaluinya berubah menjadi sungai lumpur, ia pun terpaksa harus bermalam. Dengan berbekal satu botol minuman mineral Yuli harus bertahan hingga keesokan harinya.

"Saya tidak bawa persediaan makanan saat itu, karena jalan yang dilalui tergenang air makanya kita terjebak. Kawan dari FPU Mesir yang mencoba mencari jalan ke luar pun ternyata tidak bisa jadinya kami bermalam," ujarnya.

Dalam melewati malam, Yuli pun terpaksa tidur di tempat seadanya. Ia memilih tidur di mobil sampai keesokan harinya bala bantuan datang mencoba mengevakuasi rombongan Yuli.

Udara dingin dan nyamuk besar menjadi sahabat Yuli saat terjebak banjir di tengah gurun pasir. Yuli mengungkapkan bahwa nyamuk di Sudan banyak dan besar-besar. Nyamuk tersebut sangat berbahaya karena bisa menyebabkan penyakit malaria.

"Bila tidak terdeteksi dalam lima hari kemungkinan nyawa kita bisa lewat. Makanya sebelum berangkat kita sebelumnya diberi vaksin, banyak vaksin yang disuntikkan ke tubuh kita," ungkapnya.

Ia kembali bercerita tentang dirinya saat terjebak banjir, saat itu Yuli merasa kelaparan karena kesalahannya tidak membawa makanan. Hal itu menjadi pelajaran baginya.

"Saat itu saya merasa kedinginan dan kelaparan," ujarnya.

Banjir di gurun pasir hanya terjadi pada saat hujan deras. Dijelaskan Yuli pasir di sana tidak menyerap air. Selain itu banyak masyarakat yang menggali pasir sembarangan sehingga banyak lubang yang dalam. Bila kita masuk ke dalamnya maka bisa bahaya.

"Masyarakat di sana kan banyak yang menggunakan pasir untuk batu bata, tetapi mereka menggalinya tidak beraturan, sehingga saat hujan datang lubang-lubang tersebut akan menjadi kubangan air," ungkapnya.

Saat terjebak banjir Yuli tidak memikirkan hal negatif sedikit pun, ia sudah menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Sehingga dalam kondisi sesulit apapun selalu bisa dihadapi dengan tenang.

"Saya tidak berfikir apapun saat itu, saya tenang saja," ujarnya.

Keesokan harinya komunikasi pun dilakukan untuk meminta bantuan. Tetapi saat itu air masih begitu deras sehingga proses evakuasi berjalan cukup lama sampai akhirnya semuanya bisa dievakuasi dengan selamat.

Baca Juga:


anda membaca berita Nasional Ketika AKBP Yuli Cahyanti Terjebak Banjir di Gurun Pasir Sudan yang bersumber dari

No comments:

Post a Comment