Wednesday, July 10, 2013

Orang Rimba Pertama Tamatan SMA Ingin Mencerdaskan Kaumnya

Orang Rimba Pertama Tamatan SMA Ingin Mencerdaskan Kaumnya

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Suang Sitanggang

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Orang rimba selayaknya bangga, terutama bagi yang sudah merasakan betapa pentingnya ilmu pengetahuan.

Sebab, seorang anak dari komunitas yang tinggal di pedalaman hutan Jambi, telah berhasil lulus SMA. Anak bernama Besudut, kini siap menjajal dunia perguruan tinggi.

Besudut adalah nama yang disematkan orang tuanya yang tinggal di Taman Nasional Bukit Dua Belas. Namun, di dunia pendidikan, namanya menjadi Irman Jalil.

Memang agak aneh satu orang memiliki dua nama, dan kedua nama itu pun sah. Ia lebih suka bila dipanggil dengan nama Besudut.

Nama Irman Jalil disematkan oleh orang tua angkatnya, seorang warga Trans Tanah Garo, waktu ia menumpang tinggal di Tanah Garo agar bisa masuk sekolah formal.

"Sebenarnya bapak kasih nama Herman Jalil. Tidak tahu mengapa tertulis jadi Irman Jalil," kata Besudut kepada Tribun Jambi (Tribun Network) beberapa waktu lalu.

Ia tidak memermasalahkan adanya kesalahan dalam penulisan nama. Baginya, yang terpenting adalah menatap masa depan. Pria berambut pendek ingin mengubah nasib kaumnya.

"Saya ingin nantinya semua anak rimba bisa baca tulis," ujarnya saat ditemui di Sekretariat KKI Warsi.

Hingga kini, memang masih belum banyak anak rimba yang bisa baca tulis. Yang sudah mengenyam pendidikan di sekolah formal, jumlahnya jauh lebih sedikit.

Orang rimba mulai ada yang bisa baca tulis sejak KKI Warsi masuk mendampingi komunitas tersebut. Guru pertama yang masuk ke sana adalah Yusak bersama beberapa orang dalam satu timnya.

Namun, Tuhan berkehendak lain. Ia langsung dipanggil sebelum misinya mencerdaskan orang rimba selesai. Misi tersebut dilanjutkan Butet Manurung bersama beberapa anggota tim yang juga dari KKI Warsi.

"Pertama kali saya diajarkan baca tulis oleh Butet Manurung. Dia waktu itu masih bersama-sama Warsi," kenang Besudut.

Bisa membaca dan menulis membuatnya semakin tertarik dengan ilmu pengetahuan, hingga ia berani keluar dari rimba supaya bisa masuk sekolah formal.

Ketertarikan itu berlanjut hingga kini. Pemikirannya bahkan tak lagi semata-mata penasaran akan ilmu pengetahuan.

Besudut tak lagi hanya memikirkan dirinya, tapi sudah memikirkan nasib orang rimba ke depan. Ia bercita-cita membuat orang rimba yang cerdas dan berpendidikan.
Itulah yang membuatnya ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

"Saya memilih program studi pendidikan guru sekolah dasar di Unja (Universitas Jambi)," ungkapnya.

Besudut memilih program studi itu karena masukan-masukan dari berbagai pihak, termasuk masukan dari anggota komunitasnya.

Ia menjelaskan, melalui ilmu yang nantinya didapatkan di kampus itu, ia akan bisa berkarier di rimba, yakni menjadi pengajar untuk anak rimba. Dia juga akan bisa menjadi contoh bagi anak-anak rimba lain, agar memiliki cita-cita yang tinggi, bahkan melebihi cita-citanya.

Besudut memiliki mimpi, suatu saat nanti, ia bersama beberapa orang lainnya akan masuk ke rimba menjadi pengajar di sana.

Mereka akan berbagi tugas sebagai pengajar sesuai kemampuan, hingga akhirnya anak rimba setara pendidikannya dengan orang-orang yang hidup di luar rimba.

"Misalnya nanti saya mengajar untuk tulis baca. Teman saya mungkin yang akan mengajarkan yang lebih berat, seperti menghitung dan sebagainya," jelas Besudut tentang mimpinya.

Ia yakin, semua mimpi itu bisa tercapai, terlebih bila ada keberpihakan pemerintah terhadap orang rimba. (*)

Baca Juga:


anda membaca berita Nasional Orang Rimba Pertama Tamatan SMA Ingin Mencerdaskan Kaumnya yang bersumber dari

No comments:

Post a Comment