Tuesday, July 9, 2013

Menyaksikan prosesi Sabbath

Menyaksikan prosesi Sabbath

MERDEKA.COM. Empat sepeda motor bebek sudah terparkir pagi itu. Namun semua pemilik tidak terlihat. Pintu depan rumah tertutup oleh tirai bambu berwarna kuning kusam akibat sinar matahari dan hujan. Terasnya dipenuhi bunga bonsai ditanam dalam ember plastik.

Itulah rumah Rabbi Yobbi Ensel di Jalan 14 Februari 14, Teling Atas, Lingkungan Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara. Hampir semua tukang ojek di depan gang 14 tahu di sana lokasi berkumpulnya komunitas Yahudi saban pekan. Maaf depan rumah harus ditutup tirai hanya untuk menghalangi sinar matahari, kata Yobbi sambil mengjak masuk merdeka.com ke dalam rumahnya Sabtu pekan lalu.

Pagi itu adalah Sabbath, hari istimewa bagi umat Yahudi, persis Minggu buat kaum Nasrani dan Jumat untuk orang Islam. Jemaat Yahudi dipimpin Yobbi belum memiliki sinagoge. Jadi ritual Sabbath digelar di rumah Yobbi.

Tujuh anggota jemaat Yobbi sudah ada dalam ruang tamu berukuran sekitar 9x3,5 meter. Mereka adalah Titi (25 tahun) dan suaminya Mikcy (38 tahun), Viviyanti (24 tahun), Odhy (25 tahun), Phipus (60 tahun) bersama istrinya Rosiana (40 tahun), Ayyub (52 tahun). Di situ juga ada istri Yobbi, Yulita, dan dua anaknya. Setelah beramah tamah lima menit, Yobbi memberi isyarat dengan berdiri di depan meja berukuran sekitar 30x20 sentimeter setinggi satu meter.

Posisi Yobbi berdiri segaris dengan Bintang Daud terpacak di atas tembok. Meja itu berlapis taplak putih dengan garis pinggir biru tua. Di tiap sudut ada bordiran Bintang Daud. Taplak itu menutup hingga kaki meja.

Jemaat lelaki segera memperbaiki kippah di atas ubun-ubun mereka. Yang tidak bawa, bisa mengambil di meja. Semua jemaat perempuan sudah berkerudung. Mereka mengikuti semua gerakan dan ucapan Yobbi. Saat Yobbi memasang jubah ibadah berwarna putih menutup kepala hingga punggung juga diikuti jemaat laki-laki. Yulita mengambil tumpukan buku doa berwarna merah dengan sampul bertulisan huruf Ibrani.

Setelah semua jemaat mendapatkan buku doa disebut sidur itu, terdengar lantunan doa dalam bahasa Ibrani meluncur dari mulut Yobbi. Jemaatnya segera mengikuti. Tiap berhenti merapal doa, Yobbi memberikan aba-aba, halaman berapa harus dibuka.
Menurut Yobbi, dalam upacara Sabbath biasanya membaca ayat Mazmur berbeda tiap minggu.

Setelah semua doa pujian selesai, dilanjutkan pembacaan gulungan kitab Torah. Syarat membuka Torah minimal ada sepuluh jemaat. Jika kurang, Torah tidak bisa dibuka. Makanya dalam Yahudi, syarat quorum itu minimal sepuluh orang, di parlemen Israel juga demikian, tutur Yobbi.

Saat dikeluarkan dari dalam lemari, ada dua orang bertugas khusus memegang dan membuka sarung gulungan Torah. Setelah sarung gulungan dibuka, Torah kemudian diarak ke masing-masing jemaat untuk mencium gulungan atau disebut Keriah Torah.

Pengarak Torah atau Hakbaha saat itu adalah Odhy, sedangkan pembuka sarung Torah atau Gelila adalah Phipus. Begitu hati-hati kedua orang itu melakukan tugasnya. Setelah Torah diarak, gulungan Torah dibuka perlahan di atas meja. Yobbi selaku rabbi adalah pembaca pertama Torah saat gulungan dibuka. Setelah itu, jemaat lain bergantian membaca Torah menggunakan kalam khusus untuk menunjuk dengan bimbingan Yobbi.

Selama acara berlangsung, tidak ada jemaat berbicara. Semua khusyuk dengan sidur di tangan. Yobbi menerangkan hari itu pasal Torah dibaca adalah Parasha pinechas. Tiap peserta membaca lima ayat bergiliran. Semua jemaat terdengar lancar membaca Torah itu. Bacaan penutup dilakukan oleh Yobbi. Selepas itu, Torah kembali digulung, disarungkan, dan ditaruh dalam lemari. Acara diakhiri doa penutup.

Tinggi gulungan Torah sekitar 30 sentimeter. Gulungan Torah langsung dari Israel dan bahannya dari kulit sapi. Ayat-ayat Torah ditulis tangan oleh sofer, penulis khusus Torah, kata Yobbi.

Upacara berlangsung dari pukul 10.00 sampai pukul 13.00. Setelah semua sakramen doa selesai, acara ditutup dengan makan bersama. Siang itu ada banyak hidangan tersedia. Mulai dari sup ayam, pisang goreng, ubi goreng, hingga aneka jenis penganan lainnya. Setelah itu ditutup dengan meminum anggur.

Kemudian dilanjutkan diskusi membahas makna ayat-ayat dibaca saat upacara Sabbath tadi. Semua jemaat dipersilakan menafsir dan memberikan interpretasi atas ayat-ayat Torah itu. Yobbi lebih banyak diam dan mendengarkan. Rabbi akan bicara dan memberikan pandangan jika diskusi melenceng jauh. Menurut Mickey, biasanya diskusi bisa sampai pukul 24.00.

Sekitar pukul 13.00, merdeka.com pamit meninggalkan acara diskusi jemaat itu. Semua jemaat menyalami dan Yobbi mengantarkan sampai depan jalan rumahnya. Maaf kalau jamaat saya terlihat takut diliput media. Tapi kami tidak bisa terus bersembunyi atas keyakinan kita anut."

Sumber:


anda membaca berita Nasional Menyaksikan prosesi Sabbath yang bersumber dari

No comments:

Post a Comment